EPISODE 23

“rafi bangun lah” terdengar suara pria yang begitu familiar di kupingku, aku mengingat suara ini, suara ini pasti suara dari jin yang berasal dari mustika itu.
Lalu aku pun bangkit dari kasur, dengan mata kepala ku sendiri, aku melihat jasad ku yang sedang tertidur di kasur.

“Ayo rafi, sudah tidak ada waktu” seru jin itu, yang masih tidak mau menampakan wujud nya padaku.

Lalu aku di suruhnya menutup mata dan tidak boleh di buka sampai ia kembali menyuruhku membuka. Setelah beberapa detik aku menutup mata.

“Bukalah mata mu rafi” seru nya

“A..apa ini? Apa ini tempat yang kau bilang tadi?” ucap ku kaget melihat sebuah candi yang berada di depan ku, yang membuat ku kaget bukan lah candi itu, melainkan banyaknya iblis yang pernah kujumpai di kamar hotel ku berkumpul, mungkin jumlahnya mencapai 30, tidak.. Bahkan lebih dari 50.

“HAHAHAHAHA.. BERANI SEKALI KAU DATANG KESINI, HANYA DENGAN 1 JIN PENJAGA MU” ucap salah satu mahkluk itu.

“Aku kesini hanya ingin menyelesaikan masalah, sehingga kalian tidak akan mengganggu ku lagi” jawab ku dengan nada menantang, walaupun sebenarnya ada rasa takut yang mulai melahapku, namun aku coba untuk menepis nya

“KAU TELAH MENGOBRAK ABRIK TANAH KAMI, DAN MENYIKSA SAUDARA KU, AKU TIDAK AKAN MEMAAFKAN MU” serunya kembali.

Lalu ketika aku ingin berbicara kembali, datang lah iblis yang ukuran nya mungkin 10x kali lipat lebih besar dari iblis yang sedang ku ajak berbicara dan ia menggunakan sebuah mahkota emas di kepala nya, dan tinggi badan ku hanya setinggi mata kaki nya.

“KAU BUKANLAH DIA, NAMUN AKU MENCIUM BAU YANG SAMA DENGANNYA, SIAPA KAU?” jawab nya dengan suara yang bergemah dan sangat mengerikan hingga membuat kuping ku sedikit sakit.

“Aku tidak pernah menyakiti saudara mu, bahkan baru pertama kali aku kesini, seperti nya yang kau maksud adalah leluhurku “. jawab ku dengan bulu kuduk merinding, bahkan kaki ku sebenarnya agak gemetaran.

“DAN KAULAH YANG HARUS BERTANGGUNG JAWAB ATAS SEMUA YANG LELUHUR MU LAKUKAN PADA KAMI” seru nya kembali.

Lalu tak lama aku merasakan pukulan hebat, yang berasal dari arah depan ku, dan membuat ku sedikit bergeser kebelakang, mungkin karna bantuan Jin itu aku tidak terpental jauh. Padahal aneh nya aku tidak melihat tangan nya seperti ingin memukul ku. energi ini memang berkali-kali lipat lebih kuat dari yang ku temui di hotelku. Lalu aku tentunya tidak tinggal diam, aku mulai membaca amalan terkuat yang ku punya saat itu. Aku mencoba melakukan serangan balik yang di bantu oleh jin itu, namun percuma seperti tidak ber efek sama sekali kepadanya, tubuh nya seperti di selimuti energi yang dahsyat.

“HAHAHAHAHA APA KAU BENAR KETURUN NYA? PATIGAMAN MU BAHKAN TIDAK DAPAT MENYENTUH TUBUH KU” Ucap nya dengan nada yang begitu sombong.

Lalu kali ini aku meresakan energi negatif yang begitu besar berkumpul di tubuh nya, seperti sedang bersiap-siap menyerangku, kaki ku bergetar lemas, bahkan aku sempat berfikir mungkin aku tidak dapat bertemu kembali denga kakak ku. Namun sekali lagi aku percaya, bahwa manusia ialah mahkluk yang paling sempurna, kita di ciptakan dari tanah seperti hal nya Nabi Adam AS, bahkan malaikat yang di ciptakan dari cahaya bersujud di depan Nabi Adam AS. Lalu apakah kita akan takut dengan Api yang akan padam jika kita timbun dengan tanah?. Aku terus berfikir dan berdoa kepada Gusti Allah SWT. ” ya allah, dengan segala puji untuk mu, dengan segala rahmat yang kau miliki, aku memohon kepada mu, karna hanya kau lah tempat ku memohon tiada tuhan selain di rimu”, aku terus dan terus berdoa kepada tuhan ku, memohon perlindungan.
Dan energi negatif yang ku rasakan itu kini sudah terlepas, dan mengarah ke padaku.
Sontak aku berteriak “ALLAH HU AKBAR !!….” . sambil memejamkan mata, aku sudah pasrah kepada nya, “apakah aku akan mati?” sempat aku berfikir seperti itu. Namun ketika aku memejamkan mata, energi negatif itu seperti menghilang di telan bumi, dan lalu muncul lah energi yang sangat familiar dengan ku, ketika aku membuka mata.

“KAKEK” sontak ku teriak kaget, melihat rijalul ghaib ku berada tepat di depanku.

“Kamu sudah melakukan segala yang kamu bisa rafi” ucap nya sambil menengok ke arah ku.

Lalu tiba-tiba semua mahkluk yang berada di candi itu dan juga Raja mereka, Bersujud !!.. Di depan kakek.

“KI’ ********* SEDANG APA AKI KESINI ?” ucap iblis itu.

(mereka memanggil dengan nama asli kakek)

“Mengapa mereka semua bersujud ? Siapa kakek sebenarnya ?” gumam ku dalam hati. sambil melihat ke arah para iblis itu, seolah aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat sekarang.

“Jangan lah kau ganggu anak ini, aku adalah salah satu jin penjaga nya” ucap kakek kepads mereka

“TENTU KI’ , JIKA AKI’ YANG MENGINGINKAN NYA TENTU KAMI AKAN MENURUTINYA” jawab raja mereka yang masih dengan posisi sujud.

“Ke, apa yang sebenarnya terjadi ? Ada apa dengan mereka” aku bertanya kepada kakek yang masih bingung dengan apa yang terjadi di depan mataku.

“Sebaik nya kita kembali ke tempatmu, nanti akan kakek jelaskan di sana” ucap kakek, sambil menutup mata ku dengan tangan nya.

Lalu ketika aku membuka mata, aku sudah berada di kamar hotel ku, dan aku masih melihat jasad ku dan ka fira yang sedang tidur di kasur.

“Sebenarnya apa yang terjadi kek ? ” tanya ku kepada nya yang masih mencoba menenangkan diri.

“sebenarnya aku tau semua ini, dan aku merahasiakan nya pada mu, dan apa yang di lakukan leluhurmu dulu aku pun tau” ucap nya.

“Sebenarnya apa yang sudah di lakukan leluhurku ke sehingga mereka menaruh dendam kepada ku?” kembali tanya ku.

“Dulu leluhur mu sebenarnya terpaksa melakukannya, karna iblis itu selalu mengganggu kententraman di desa tempat leluhur mu tinggal, yang akhirnya leluhur mu memutuskan untuk melawan mereka” ucap kakek ke pada ku.

“Jadi apa alasan kakek merahasiakan ini ?” kembali tanyaku yang masih penasaran.

“Sebenarnya ketika aku mengetahui ini, aku berfikir untuk menguji ke imanan mu, apakah kau layak untuk kakek lindungi, dan apakah kau layak untuk kakek ikuti” ucap kakek

Mendengar itu aku pun tidak bisa menjawab apa-apa melainkan hanya diam tertunduk, ” benar kata kakek, apakah aku pantas di lindungi oleh nya?” gumam ku dalam hati

“Dan setelah melihat mu mengatasi iblis itu, kakek pun yakin, bahwa kakek tidak salah memilihmu” ucap nya dengan senyuman tipis di wajah nya

“Aku hanya bisa pasrah kek, bahkan kanuragan ku tidak dapat menyentuh tubuh nya” jawab ku dengan nada agak tinggi

“Rafi, justru kepasrahan mu kepada sang pencipta dan ikhtiar mu, yang membuat mu pantas” jawab beliau

Lalu kembali aku hanya bisa diam dan tertunduk mendengar ucapan dari kakek barusan.

“Baiklah ini waktu nya kamu untuk kembali” ucapnya sambil kembali menutup mataku dengan lengan nya. Lalu sekujur badan ku p un langsung merasakan lemas dan kesadaran ku mulai menghilang perlahan-lahan sampai akhirnya aku pingsan.

“Ade bangun de’, waktu nya shalat subuh nih”. terdengar suara kakaku sambil menggoyang-goyang kan tubuhku.
Lalu aku membuka mata dan melihat wajah kakak ku tersenyum pada ku. “ya allah sungguh aku tidak mengingin kan hal yang berlebih, aku tidak ingin harta yang melimpah, aku hanya ingin melihat wajah ini, wajah yang selalu aku ingin lihat dengan senyuman terhias di wajah ini” gumam ku dalam hati. Aku begitu senang melihat wajah kakak ku, wajah yang ku fikir tidak dapat lagi kulihat.
“Yeee malah bengong, udah jam berapa ini?” ucap kakaku sambil menarik-narik tangan ku.
“Iya iya ini udah bangun ka” jawab ku, sambil bangkit dari kasur untuk mengambil wudhu, selesai mengambil wudhu kami pun kembaki shalat berjamaah.

EPISODE 22

“Tidak akan !. kau bukan kakak ku, keluar lah dari jasad nya” ucap ku dengan geram

Seketika Ia membalikan badan ke arah ku, aku melihat wajah kakaku ku begitu mengerikan, seluruh bola matanya berwarna putih, wajah nya berubah menjadi putih pucat, lalu perlahan-lahan ia menghampiri ku.
“MATI MATI MATI MATI KAAAAUUUUUU…!!!! ” teriak nya tepat di wajah ku, yang hanya berjarak sekitar 10cm, yang membuat kuping ku sakit sekaligus membuat bulu kuduk ku merinding.
Sungguh aku tidak tega melihat kondisi kakak ku seperti ini, emosi ku tak tertampung, aku sudah tidak perduli lagi jika aku mati sekalipun, yang terpenting sekarang adalah Kakak ku. Tiba-tiba tubuku menjadi begitu panas, “BUK” seperti ada yang menghantam tubuh ku dari belakang seketika aku pun jatuh pingsan.

Ketika aku sadar, aku sudah terbaring di tempat tidur yang berada di kamar Kakak ku, lalu ketika aku melihat ke samping, terlihat kakak ku sedang tertidur.
“Apa yang terjadi?” gumam ku pelan, apa yang terjadi ketika aku pingsan tadi. Lalu aku mencoba bangkit dari kasur, badan ku sungguh lemas dan pandangan mata ku sedikit berbayang. Aku menarik nafas panjang lalu ku hembuskan dan ku lakukan berkali-kali sampai aku tenang, lalu secara tiba-tiba aku merasakan ada seseorang tepat di belakang ku.

“Jangan menengok ke belakang rafi” suara itu persis berasal dari belakang ku.

Aku mencoba untuk tidak panik, karna takut membangunkan kakak ku yang masih tertidur pulas, aku kembali menarik nafas.

“Siapa kau? Mengapa aku tidak boleh menengok ke arah mu” ucap ku pada nya

“Aku adalah khadam penjaga mustika yang di berikan oleh kakek, tidak boleh ada yang melihat wujud ku selain kakek, atau akan ku sesat kan sukma mu” jawab nya yang masih berada di belakang ku.

“B..baiklah aku tidak akan menengok ke arah mu atau mencoba melihat wujud mu, aku hanya ingin tau apa yang terjadi pada ku dan kakak ku sebelum nya” tanya ku pada nya.

“Aku merasuki tubuh mu, dan mengusir mahkluk itu, jika kau tidak ingin kembali di ganggu oleh mereka, datanglah ke Candi Karangasem yang terletak di desa tista tepat pada saat tengah malam, jangan takut rafi, aku senantiasa akan selalu mengikutimu dari sekarang” jawab nya.

“Desa tista? Baiklah aku pasti akan kesana malam ini juga” jawab ku kembali

“Tapi ingat rafi, jangan bawa raga mu” kembali jawab nya, yang sekaligus membuat ku kaget.

“Tapi.. Bagaimana cara nya agar aku dapat memisahkan raga, selama ini aku selalu di bantu oleh guruku” tanya ku ke padanya.

“Tidurlah sebelum tengah malam, dan aku akan membantu mengeluarkan sukma mu” jawab nya.

“Baiklah aku akan akan melakukan nya” jawab ku pada nya.

Sebenarnya aku masih tidak habis fikir mengapa aku harus mengalami kejadian seperti ini, namun aku tidak boleh menyalahkan siapa pun atau menyesalinya, ini semua sudah kehendak Gusti Allah. Lalu tidak lama kakaku ku pun bangun.

“Rafi? Ko kakak tidur sih, perasaan tadi lagi ngambilin baju” ucapnya dengan lemas dan seperti orang linglung

“Emang pas rafi kesini kakak juga udah tidur ko” sahut ku
“Maaf ya kak, Rafi terpaksa bohongin kaka terus” gumam ku dalam hati, yang sebenarnya aku pun tidak tega selalu berbohong pada kakak ku.

“Masa sih? Trus kamu ngapain di kamar kakak bukan nya istirahat ” jawab nya dengan nada sedikit mengomel.

” Gpp cuma iseng aja nyamperin kakak, abisnya BT di kamar sendirian” jawab ku yang terpaksa kembali berbohong.

Lalu setelah itu, Ka fira mengambil tas dan pakaian, lalu ia memutuskan untuk tinggal di kamarku sampai kami pulang ke jakarta, sebenarnya aku ingin melarang nya, tapi setelah melihat wajah yang seperti ingin melahapku utuh-utuh, aku terpaksa mengiyakannya.

Setelah sampai kamar kami pun beristirahat, dan tak terasa jam sudah menunjukan pukul jam 4 sore, lalu ka fira yang sudah kelaparan mengajakku makan di luar, dan tentunya aku tidak akan lagi melupakan mustika itu yang akan selaku ku bawa kemanapun selama kakek tidak ada. Lalu kami memutuskan makan di sebuah kedai pinggir jalan yang terletak tidak terlalu jauh dari hotel ku. Sedang asyik-asyik nya kami makan, handphone ku berdering, ketika ku lihat ternyata itu adalah Anggi, setelah ku angkat dia hanya menanyakan kabarku dan sedkit khawatir melihat ku berlari waktu krmarin.

Setelah makan kami pun memutuskan untuk beristirahat di sebuah taman yang terletak tidak jauh dari tempat kami makan, sekedar mencari angin kami pun duduk di bangku taman, lalu kami pun berbincang-bincang.

“Kak maaf ya, karna rafi kakak jadi ga bisa ikut study tour sekolah” ucapku padanya

“Gpp ko de, misal pun kakak ikut, pasti kakak selalu kepikiran sama ade” jawab nya dengan senyum yang terdapat di wajah nya.

“Makasih ya kak, kalo gak ada kakak, rafi mungkin gak akan bisa seperti ini” jawab ku, sambil menyenderkan kepalaku ke bahu nya, tanpa kusadari aku meneteskan air mata, mungkin sekarang aku sudsh menjadi anak yang cengeng.

“Loh ko rafi nangis ? Kenapa ?” tanya nya dengan khawatir

“Ah gpp ko ka, kelilipan aja mungkin” jawab ku

“Rafi kalau ada masalah cerita ya sama kakak, rafi percaya kan sama kakak” ucap nya sambil memeluk ku

Aneh nya aku tidak bisa menjawabnya, air mata ku tidak berhenti mengalir, mungkin karna kejadian tadi yang membuat ku begitu emosional dan juga membuat ku lebih sensitif, “aku tidak ingin kehilangan kakak ku” gumam ku dalam hati.

Beberapa saat kemudian aku pun memutuskan untuk mengajak ka fira untuk kembali ke hotel, sekitar 15 menit di perjalanan, kami pun sampai di hotel kami menginap, dan sudah terlihat bus rombongan sekolah kami sudah tiba. Aku jalan agak buru-buru ke kamar karna aku sedang malas jika di tanyai teman ku aneh-aneh karna kejadian kemarin. Akhirnya kami pun sampai di kamar, sambil menunggu waktu mahgrib, kami menonton film di laptop ku dengan bantuan wifi hotel. Setelah terdengar adzan mahgrib, kami pun langsung mengambil wudhu secara bergiliran dan melakukan sholat mahrib berjama’ah.
Setelah selesai shalat, aku seperti biasa membuka YM di laptop ku dan melihat apa ada pesan dari Hani, dan ternyata tidak ada pesan, lalu aku kembali menutup laptop ku.

“Cieeee yang lagi meriksa chat dari pacarnya ” ucap kakaku dengan nada meledek.

“Apaan coba, orang cuma temenan, kakak tuh mana udah tua ga ada cowo yang nyantol” sahutku yang tidak mau kalah

“Kalo kakak tua kamu juga tua berarti, orang umur kita cuma beda 10 menit” jawab nya samil tertawa terbahak-bahak

“10 menit juga inti nya lebih tua” jawab ku kembali yang masih tidak mau kalah.

Setelah berbincang-bincang lama dan shalat isha berjamaah dengan kakaku, kami pun memutuskan untuk tidur karna waktu sudah menunjukan pukul 10 malam, dan tentu nya aku mengingat janji ku yang akan pergi ke tempat iblis itu berasal pada tengah malam ini, lalu aku bezikir dan di lanjutkan dengan membaca ayat kursi sebelum aku tidur untuk memantapkan mental ku. Setelah selesai aku pun langsung memejamkan mata ku untuk tidur.

“rafi bangun lah” terdengar suara pria yang begitu familiar di kupingku,aku mengingat suara ini, suara ini pasti suara dari…

EPISODE 21

Setelah aku membuka mata, aku melihat sekeliling dan ternyata aku sudah terbaring di kasur, dan dada ku sudah tidak terasa sakit lagi. aku baru teringat bahwa nyai adalah jin/Khadam yang memiliki As-syifah yang tinggi, dan beliau sebenarnya bukan lah tipe petarung seperti memiliki kanuragan atau pun Patigaman, ilmu Patigaman beliau cukup rendah. Namun aku bersyukur memiliki khadam dengan As-syifah yang cukup tinggi, karna aku dapat karomah untuk menyembuhkan penyakit seseorang hanya dengan memberikan sebotol air putih terhadap seseorang yang menderita sakit.

Aku masih tidak mempercayai kejadian yang terjadi  sore tadi, baru pertama kali dalam hidup ku, aku di hantam oleh patigaman yang sungguh hebat sampai amalan benteng ku pun tidak mampu menahannya alhasil aku sampai terpental kira-kira 2 meter ke tembok, namun aku tidak boleh takut aku harus tetap berfikir positif, selama ini aku memang agak meremehkan bangsa Jin, mungkin karna aku belum pernah bertemu Jin dengan ilmu setinggi itu. Di tambah lagi aku masih tidak habis fikir apa motif sebenarnya dari mahkluk itu sehingga dia mengatakan ingin membunuhku, “apa aku pernah berbuat salah?” gumam ku pelan, ini pertama kali nya aku pergi ke Bali dan tiba-tiba saja mahkluk yang berada di sini marah padaku, padahal aku tidak pernah melakukan kesalahan apa lagi menantang mereka. Aku trus berfikir apa yang harus ku perbuat, lalu tiba-tiba ada yang mengetuk-ngetuk pintu kamar ku, jujur pada saat itu aku masih trauma dengan ketukan pintu, aku tidak berani membuka nya, lalu terdengan suara.

Ka fira : “rafiii buka pintu nya, ini kakak” terdengar suara kakaku sambil terus mengetuk pintu

Aku pun merasa lega bahwa yang mengetuk pintu bukan lah Jin seperti sore tadi,tapi Ka fira. Aku pun langsung turun dari kasur dan segera membuka kan pintu untuk Ka fira.

Ka fira : “muka kamu ko pucet de ?, kamu tadi sore kenapa lari-lari di depan hotel?” tanya kakak ku sambil masuk je dalam kamar hotel ku.

Saya : ” ah engga ka, aku cuma lagi ga enak badan aja ” jawab ku yang tak ingin membuat kakak ku khawatir

Ka fira : ” gak mungkin, kakak ga percaya, ade udah mulai berani boong sama kaka?” tanya nya kembali dengan wajah penasaran sekaligus khawatir

Saya : ” engga kakak, beneran deh, kepala rafi masih pusing banget nih, rafi mau tidur dulu ya ka” saut ku sambil tidur dan membelakangi kakak ku

Ka fira : ” bukan main deh kamu de, yaudah kakak malem ini tidur sama kamu deh, tadi irfan udah kakak bilangin, kamu ga boleh kemana-mana malem ini” ucap nya kembali sekaligus mengingatkan ku dengan irfan.

Saya : ” ko kakak gitu sih, kan ga enak sama irfan, aku udah janji loh sama mereka mau keluar” kembali saut ku dengan nada sebal sambil memalingkan badan ku ke arah nya

Ka fira : ” bodo ! ” jawab kakaku yang terlihat sudah kesal

Aku tidak bisa berbuat apa-apa jika kaka ku sudah kesal, apa lagi kalau dia sudah membentakku, seolah mulutku langsung terkunci karna bentakannya, dan hanya bisa menurut. Dan akhirnya aku menuruti nya untuk beristirahat malam ini.
Ke esokan hari nya Guru ku Pak Doni datang ke kamar ku untuk melihat kondisi ku, dan beliau menyuruh ku untuk tidak ikut study tour hari ini, dan yang membuat ku agak sebal, kakak ku juga izin tidak ikut dengan alasan ingin menjaga ku. Padahal tadi nya aku berniat ingin mencari tau apa yang sebenarnya terjadi dengan ku kemarin, namun seperti nya aku harus menundanya karna kakak ku akan menemaniku 1 hari full.

Ka fira : “Ade mau makan apa? Biar kakak pesenin?” tanya kakak ku yang sedang memegang telfon

Saya : ” lagi pengen burger ka, tapi kaya biasa ya jangan pake mayones” saut ku

Ka fira : ” iya kaka tau ” jawab nya.

Sekitar 30 menit, pesanan kami pun tiba, lalu kami memakan makanan kami dengan lahapnya. Setelah selesai Ka fira izin pergi ke kamarnya untuk mengambil baju ganti. Lalu terdengar bisikan di kupingku.

“Jangan biarkan kakakmu keluar, dia sedang menunggumu di luar” terdengar suara itu, ya.. Itu suara nyai, tanpa fikir panjang aku pun langsung menyuruh ka fira agar tidak keluar kamar, dengan alasan aku tidak ingin di tinggalkan oleh nya

Saya : “Ka jangan keluar, di sini aja temenin rafi” ucap ku dengan keringat yang membanjiri tubuh ku

Ka fira : “iya rafi kakak sebentar aja ke kamar kakak, udah ga tahan mau mandi”. Jawab nya

Saya : ” udah pake baju rafi aja dulu, ukuran nya sama gini kaya kakak ” ucap ku kembali dengan nada memaksa.

Ka fira : ” iya iya, yaudah kakak make baju rafi, tumben kamu manja banget ” jawab nya kembali

Saya : ” gapapa, lagi pengen sama kakak aja” jawab ku yang tidak ingin membiarkan kakak ku keluar ruangan.

Lalu Ka fira meminjam handuk dan pakaian ku untuk mandi di kamar mandi yang berada di kamar ku.
“Apa yang di lakukan mahkluk itu” gumam ku pelan, lalu aku memutuskan untuk tidur dengan niat dapat berbincang dengan nyai.
Sebelum tidur aku pun mengunci pintu kamar ku dan mengambil kunci nya, agar untuk memastikan ka fira tidak keluar.
Lalu aku memejamkan mataku untuk tidur, dan tak lama ada suara perempuan memanggil ku.

“Nak rafi” ucap nyai

“Nyai, aku ingin menanyakan kenapa mahkluk itu selalu mengikutiku” tanya ku yang begitu penasaran

“Karna Bau mu” jawab nya singkat

“Bau ku? Apa ada yang salah dengan bau ku?” tanya ku kembali

“Seperti nya leluhur mu pernah membuat konflik besar dengan mereka, dan secara kebetulan kamu lah yang mewarisi bakat dari leluhur mu, dan mahkluk itu mencium bau yang sama dari mu” jawab nyai sambil mengelus-ngelus kepala ku.

“Leluhur ku? Lalu apa yang harus rafi lakukan nyai ? Kemarin saja rafi kewalahan menghadapi salah satu dari mereka ” tanya ku dengan wajah sedikit panik.

“Tenang rafi, apakah kamu ingat yang pernah nyai katakan dulu? Manusia adalah mahkluk yang paling sempurna, pasti ada jalannya rafi dan nyai yakin kamu mampu mengalahkan mereka, seperti yang leluhur mu lakukan dulu, berdo’alah kepada Gusti Allah, minta lah petunjuk kepadanya, insyallah jika kamu tulus meminta nya, Doa mu akan di dengar dan di Jabah” jawab nya

“Baiklah nyai, terimakasih atas nasihatnya” ucap ku yang sudah mulai tenang

“Yasudah sekarang lanjutkan istirahat mu” jawab nya.

Lalu tiba-tiba pandangan ku menjadi gelap, dan ketika ku sadar aku sudah berada di kamar ku. Lalu dengan segera aku bangkit dari kasur untuk ke kamar mandi, setelah dari kamar mandi aku merasakan ada yang tidak beres.
“KA FIRA !” sontak ku teriak kaget, dimana dia?, aku langsung mencari ke sudut-sudut kamar ku dan kakak ku sudah tidak ada, lalu aku mencari kunci kamar ku yang ku taruh di laci bupet dekat kasur ku, dan…
“Tidak mungkin, jangan bilang kalau ka fira sudah keluar dari kamarku” ucap ku setelah ku lihat di laci sudah tidak ada kunci kamar ku.
Lalu aku berlari ke pintu kamar, dan benar saja, pintu kamar ku tidak terkunci, dan aku melihat kunci sudah menyantol di pintu kamar ku. Lalu dengan rasa penuh khawatir aku mengambil mustika yang di berikan oleh Kakek dan berlari menuju ke kamar ka fira dengan tergesa – gesa dengan rasa kahwatir yang meledak-ledak. Sampailah aku di kamar ka fira, dengan kondisi pintu yang tidak tertutup rapat, aku pun masuk ke kamar nya. waktu tu kondisi lantai 4 hotel memang agak sepi, karna hampir seluruh kamar di lantai 4 di sewa oleh sekolah ku, sedangkan seluruh murid yang ikut study tour sedang mengunjungi sebuah sekolah di denpasar.

Setelah aku masuk, aku melihat ka fira duduk di kasur dengan posisi membelakangi ku, namun aku tau, aku sangat mengenali aura jahat ini.

“Siapa kau?” tanya ku kepada Ka fira, dengan emosi yang me luap-luap.

“rafii…. Sini… Kakak kesepian rafi…” jawab Ka fira dengan nada yang agak mengerikan

EPISODE 20

Setelah chat dengan Hani akupun langsung memutuskan untuk shalat dzuhur lalu di lanjutkan tidur.
Namun ketika aku membuka mata, aku berada di sebuah hutan lebat, dan di depan ku ada sebuah istana yang begitu megah nya,

kakek : “rafi” terdengar suara kakek

saya : “Kakek ? Kita lagi dimana ?” tanya ku yang sedang melihat beliau melayang-layang di udara

Kakek : “Kamu sedang berada di kerajaan ku” sahutnya

Saya : “Kerajaan kakek? Kakek yang mempunyai kerajaan ini?” jawab ku kaget

Kakek : “Dulu nya memang bukan punya ku, tapi sekarang sudah miliku” jawab nya

Saya : “Dulu? Bagaimana kakek bisa mempunyai sebuah kerajaan ghaib semegah ini?” tanyaku yang sangat penasaran.

Kakek : “Aku merampas nya dari iblis jahanam” sahutnya kembali

Saya : “Menagapa kakek merampas nya? Dan di mana ini ?” kembali tanya ku

Kakek : “Kita berada di alas purwo” jawabnya beliau dan beliau tidak memberitauku alasan beliau merampasnya.

Saya : “Lalu mengapa kakek memanggil rafi ?”

Kakek : “Aku memanggil mu untuk memberikan ini, jagalah dengan baik dan jangan sampai kau hilangkan dan bawalah benda ini kemana pun kau pergi” ucap nya sambil memberikan ku sebuah batu

Saya : ” Mustika? Untuk apa ke ?” tanya ku

Kakek : “jadikan lah sebuah kalung, dan rawatlah, maka jin islam yang menjaga batu itu akan selalu mendampingimu seperti aku dan nyai, dan 1 lagi rafi, untuk sementara waktu aku tidak bisa menjagamu ” jawab nya sambil menyentuh kepala ku.

Ketika beliau menyentuh kepala ku, aku merasa begitu mengantuk dan tubuh ku sangat lemas, perlahan-lahan kesadaran ku mulai menghilang. Saat sadar aku sudah di tempat tidur ku, batu itu ada di tangan kanan ku ketika aku sadar. “Terimakasih kakek, rafi akan menjaga diri dengan baik” gumam ku pelan. Setelah melihat jam sudah menunjukan pukul 5 sore, lalu aku lekas mengambil wudhu untuk shalat ashar. Selesai shalat aku mengambil batu itu lalu ku masukan ke dalam jaket ku yang ku gantung, lalu sambil menunggu waktu mahgrib aku berjalan-jalan di sekitar hotel sendirian hanya sekedar untuk menghirup udara segar di pulau yang indah ini. namun sekitar 10 menit aku meninggalkan hotel.

“Aura apa ini” gumam ku pelan, aku merasakan aura yang begitu gelap sampai membuat nafas ku sedikit sesak, bulu kuduk ku merinding hebat. Aku melihat ke kiri dan ke kanan, tidak ada siapa pun. Lalu aku mendengar suara perempuan yang sangat familiar di kupingku.
“LARI RAFI, PULANG LAH KE HOTEL !” suara itu sangat kencang terdengar, suara itu.. “Ya itu suara nyai” gumamku.
Lalu tanpa berfikir akupun langsung menurutinya dan berlari sekencang-kencangnya menuju Hotel. Detak jantung ku begitu kencang energi ini sangat menakutkan sampai-sampai aku tidak berani menengok ke belakang, padahal pada saat itu masih banyak mobil dan motor yang melintas di jalan. Namun tidak tau mengapa aku seperti merasa sendiri, “ada yang mengikuti ku berlari” gumam ku dalam hati, bulu kuduk ku kembali merinding hebat. Aku terus berlari sekencang mungkin untuk kembali menuju hotel. Tapi kesadaran ku lama-lama mulai menghilang, aku seperti nya sudah terkena sihir, namun aku tidak memperdulikan nya, dengan kesadaran yang perlahan-lahan memudar aku tetap memaksakan untuk berlari. Dan sampai lah aku ke hotel, aku langsung menuju kamar ku, banyak murid sekolah yang keherenan melihat ku berlari, namun aku tetap tidak memperdulikannya. Setelah sampai di kamarku, aku langsung mengambil wudhu dan menggelar sajadah. Aku langsung membaca amalan benteng terkuat yang kumiliki saat itu, dengan tangan ku yang masih menggigil hebat, dan mulut ku yang tidak berhenti bergetar, ketika aku sedang membentengi diri.
“BUKKK… BRUKKKK.. BRRUUKKKK” terdengar suara seperti sesuatu mencoba mendobrak pintu kamar hotel ku berkali-kali, aku mencoba tidak memperdulikan nya. Aku kembali melanjutkan nya. Namun kembali aku mendengar suara PETIR yang sangat besar, padahal waktu tu langit sore sangat cerah dan tidak ada tanda bahwa akan hujan. Badan ku kian menggigil, baru kali ini aku merasakan aura sejahat ini, segelap ini. Setelah aku menyelesaikan membaca amalan, aku kembali melanjutkan dengan berzikir terus menerus . dan secara mendadak tirai jendela yang semula ku buka, tiba-tiba menutup sendiri. Aku tetap tidak memperdulikan nya, dan…

“BUKKK”
ada sesosok yang menghajarku dangan keras, sampai aku terpental ke tembok, dan setelah membuka mata aku melihat dengan jelas IBLIS ITU, Tubuh nya sangat besar 2x lebih tinggi dari badan manusia normal, tangan nya begitu besar, rambut nya panjang dan gondrong, mata nya melotot, dan Gigi-gigi tajam nya sangat panjang, bahkan salah satu gigi nya mencapai leher nya.
Lalu aku mencoba bangkit setelah di hajar oleh mahkluk itu. Namun aku melihat nyai berdiri tepat di depan ku.

“SIAPA KAU, BERANI-BERANI NYA KAU MENGHALANGIKU, AKU INGIN MEMBUNUH ANAK INI” suara Iblis itu sangat kencang dan bergema.

“Aku adalah Jin penjaga anak ini, mengapa kau ingin membunuh nya” ucap nyai seolah menantang mahkluk itu.

“HAHAHAHAHAHA KAU TIDAK PERLU TAU ALASAN AKU INGIN MEMBUN…” belum selesai mahkluk itu bicara tiba-tiba Gheboy yang di utus kakek, menggigit nya dan menelan nya.

“Maaf terlambat nyai, aku sedang di panggil oleh majikan ku” jawab Gheboy itu, sekaligus membuatku tercengang, mahkluk yang sangat mengerikan itu di telan nya begitu saja.
“seberapa hebat Mahkluk ini” gumam ku dalam hati, yang masih tidak percaya dengan apa yang terjadi barusan

“Rafi, kenapa kau tidak menuruti ucapan kakek, mengapa tidak kau bawa Jin yang sudah di titipkan kakek oleh mu, bukan kah sudah di peringatkan nyai, bahwa ada bahaya yang menunggumu di sini” ucap nya kembali.

“Ma..af kan aku, aku benar-benar lupa”, jawab ku yang masih menahan sakit yang hebat pada dada ku, dadaku seperti terbakar sehabis di pentalkan oleh Iblis itu.

” Mulai sekarang aku akan mengikuti mu, selama kakek tidak ada. dan ingat, setelah ini pasti akan ada mahkluk yang mencoba menyakiti mu lagi” ucap Macan besar itu.

Setelah mendengar itu aku pun sedikit merasa lega, dan tak lama nyai menghampiri ku beliau pun seperti membaca sesuatu di depan mukaku, dan tiba-tiba saja aku jatuh pingsan.

EPISODE 19

Di tengah perjalanan kami menuju ke bali, aku masih memikirkan apa yang di katakan oleh nyai, sebenarnya apa yang akan menanti ku di sana.

Ka fira : “de, kamu ga ikutan temen-temen laen, lagi pada asyik tuh nyanyi-nyanyi” tanya ka fira sekaligus membuat fikiran ku buyar

Saya : “ah engga ka, kaya gtw rafi aja, males” jawab ku

Ka fira : ” nanti ga punya temen loh” sahut nya

Saya : “temen untuk selingan mah gampang di cari, tapi yang beneran temen susah di cari” sahut ku sambil tersenyum lebar

Sebenarnya aku sudah sangat akrab dengan irfan, yanto dan Dody. Mereka adalah teman sekelas ku dulu, namun sayang, mereka tidak 1 kelas dengan ku di kelas 3, dan aku tidak menemukan apa yang di namakan teman di kelas ini. Ya aku adalah tipe orang pemilih teman, bukan berarti aku tidak sopan atau membenci mereka, aku hanya akan saling menegur di sekolah dengan mereka. Bagaimana dengan perempuan? Aku sebenarnya tidak terlalu suka bergaul dengan kaum hawa. inti nya aku tidak suka bergaul dengan orang yang terlalu gampang terbawa perasaan. Terkecuali Hani dan Anggi. Dan Anggi kini sekelas dengan ku, yang kini duduk di depan ku.

“Rafiiiiii mau kacang ga?” ucap anggi sambil menawarkan ku makanan ringan dari bangku depan.

“Thank nggi, aku makan semua ya” jawab ku sambil merampas seluruh kacang yang di tawarkan pada ku.

“Ihhh jangan semua rafiii, kasih fira tuh” ucap dia dengan nada sebal

“Haha iya bercanda ko, Ka fira tuh ga doyan cemilan gini-ginian” jawab ku

“Yee kata siapa kaka ga doyan, cemilan kaka kamu abisin ini di tas” sahut ka fira

Lalu ketika sedang asyik ngobrol, kami tiba di sebuah rest area. Sesampai nya di sana aku tanpa basa basi langsung turun dan meregangkan badan ku yang kaku dan pegal ini.

“De’ beli cemilan dulu yuk sebelum makan, buat di bis” sahut ka fira sambil menarik tangan ku.
Dan aku mengiyakan ajakan ka fira, lalu kami berdua pergi ke sebuah mini market yang berada di rest area, seperti biasa aku pasti memilih cemilan rasa udang dan beberapa keripik kentang. Lalu sebelum ikut makan dengan rombongan, kami pun menaruh makanan di bis agar tidak repot nanti nya. Ketika kami sedang menaruh cemilan di bus, terdengar suara aneh.
Saya bingung bagaimana mendeskripsi kan nya, suara itu seperti suara lengkingan mahkluk buas.

“Ka fira denger suara aneh ga?” tanya ku pada nya

“Suara apa? Engga ko” jawab ka fira

“Berarti benar” gumam ku dalam hati, lalu aku menyuruh ka fira agar duluan ke tempat rombongan. Dengan alasan ingin merapihkan bangku kami yang memang sedikit berantakan. Setelah ka fira pergi, aku pun langsung duduk di bangku paling belakang.

“Siapa kau” tanya ku kepada mahklus halus yang ternyata sedang mengikuti kami

“Seperti kata kakek, kau memang hebat dapat menyadari keberadaan ku” jawab mahkluk itu dengan suara yang sangat serak dan bergema, dan aku masih belum melihat nya

“Kakek? Apakah kau suruhan kakek?” tanya ku

“Aku adalah Gheboy, peliharaan kakek, aku di tugaskan beliau untuk menjagamu saat beliau pergi” jawab ia sambil menunjukan di diri nya di hadapanku

” besar sekali ” gumam ku dalam hati, yang bisa kulihat hanya salah satu kaki nya, satu kaki nya bahkan lebih besar dari ukuran 1 bis besar.

“Tidak usah takut rafi, aku hanya akan menjaga mu” ucap nya, yang mana aku tidak bisa melihat wajah nya ketika di dalam bis

Lalu aku keluar dari bis untuk melihat wajahnya, benar saja ukuran nya sangat amat besar, bentuk nya seperti macan, setelah kupastikan itu memang macan yang berwarna biru gelap dengan tatapan mata yang mengerikan, aku sempat kaget ketika aku melihat nya. Namun Aku tidak merasa risih dengan kehadiran nya selama itu adalah Jin suruhan kakek. Setelah itu aku pun langsung menyusul Ka fira yang sudah duluan makan bersama rombongan. Selesai kami makan, kami pun melanjuti perjalanan kami, kata salah satu guru kami, kami akan tiba besok pagi, sedang kan sekarang masih jam 9 malam. Ternyata aku harus lebih bersabar untuk dapat merasakan tidur di kasur yang empuk.
Jam sudah menunjukan pukul 7 pagi, dan kami sudah sampai di sebuah pelabuhan. yang mengharuskan kami menaiki kapal untuk dapat sampai ke pulau bali, setelah bis sudah naik ke kapal. Aku dan rombongan pun turun dari bis untuk sekedar menikmati pemandangan laut yang memang sangat indah, aku naik ke atap kapal untuk dapat menikmati pemandangan laut. Aku menarik nafas yang panjang lalu menghembuskan nya, “sungguh indah ciptaan Gusti Allah SWT”, semoga kelak cucu dan cicit ku masih dapat melihat pemandangan seindah ini. Setelah 2-3 jam kami menyebrang laut, tibah lah kami di Pulau Bali, sebuah pulau yang sungguh menawan, pemandangan di jalan pun masih asri, aku membuka jendela bis untuk dapat sekedar merasakan angin sejuk yang berhembus. Aku banyak sekali melihat anjing yang berkeliaran di jalan, berbeda dengan jakarta yang dominan dengan kucing.
Setelah 1 jam perjalanan dari pelabuhan bali menuji hotel kami menginap, akhirnya kaki ku dapat kembali menginjak daratan, “sungguh sejuk hawa di sini” gumam ku dalam hati.
Lalu aku pergi ke ruang receptionis untuk dapat memiliki kamar sendiri, tentu nya dengan uang jajan ku. Seperti yang sudah aku bilang sebelum nya, aku tidak suka tidur beramai-ramai, aku lebih baik menghabiskan uang ku untuk menyewa kamar hotel pribadi. Dan Ka fira? Ia lebih memilih tidur bersama teman-teman nya. Walaupun kami memang saudara kandung, tapi tetap ssja. Tidak baik tidur di dalam sebuah kamar hotel hanya ber dua, karna akan menimbulkan fitnah bagi yang tidak mengetaui bahwa kami kakak beradik.
Lalu kami hari ini bebas untuk beristirahat seharian, dan besok pagi kami harus sudah kembali berkumpul di lapangan hotel untuk melanjutkan study tour kami.
Aku sangat senang di beri waktu satu hari untuk beristirahat di hotel.

… : “raaffff kemana aja kamu tadi” terdengan suara pria memanggil-manggil ku, dan ternyata itu adalah irfan yang berbeda bis dengan ku

Saya : ” yoo fan, aku mau langsung tidur, ngantuk banget nih, eh si yanto sama dody kemana?” tanya ku padanya ysng sedang menghampiri ku

Irfan : ” kaya nya pada buru-buru masuk ke kamar, udah pada ga kuat, eh raf nanti malam keluar yuk cari angin?” tanya nya

Saya : ” boleh boleh, yaudah nanti jam 7 aku ke kamar kalian ya” jawab ku sambil meninggalkan nya.

Sesampai nya di kamar hotel, aku langsung membuka laptop ku, seperti biasa aku hanya ingin membuka YM untuk sekedar Chat dengan Hani, sedang asyik-asyik nya chat, handphone ku berdering, setelah ku lihat ternyata itu Anggi.

Anggi :” raf nanti malam keluar mau ga? Cari angin gitu” tanya nya

Saya : ” wah telat kamu nggi, aku udah di ajakin irfan keluar, tapi kalau kamu mau ikut kami sih gpp”

Anggi : ” yahhh.. Tpi misal aku ikut, ga akan ganggu kalian?” tanya nya dengan nada sedikit menyesal

Saya : ” ohh gpp nggi tenang aja ” sahut ku

Akhirnya anggi akan ikut dengan kami nanti malam, untuk sekedar mencari udara segar.

EPISODE 18

Tidak terasa kini aku sudah naik ke kelas 3 SMA, sudah 2 tahun ku habiskan di sekolah ini, cukup banyak pelajaran yang dapat ku petik selama 2 tahun ini, hari demi hari kujalani hanya untuk menjadi pribadi yang lebih baik di hari-hari selanjutnya, tentu saja aku tidak melupakan wanita itu “Yuni”, sudah lama sekali aku tidak bertemu dengan nya, namun bukan berarti aku melupakan nya, dia lah salah satu penyemangat ku, yang menjadi sumber motivasi ku untuk menjadi lebih baik. Tentu nya aku tidak melupakan peran orang-orang di sekeliling ku terutama keluargaku.

Hari ini adalah hari jumat, seperti biasa aku pergi ke sekolah, belajar seperti biasa, dan salah satu hal yang membuat ku begitu senang, ialah untuk pertama kali nya aku bisa sekelas dengan Ka Fira, ya.. Inilah pertama kalinya aku bisa duduk di sampingnya di dalam ruangan kelas yang sama.
Sepulang sekolah seperti biasa Aku dan Ka fira menunggu di parkiran sampai ibu datang menjemput kami, sesampai nya di rumah aku langsung naik ke lantai 2, namun ketika aku sedang menaiki tangga.
“Rafi besok kamu mau bawa baju berapa pasang?” saut ibu ku, yang sekaligus menghentikan langkahku untuk naik ke lantai 2
Aku teringat besok ada study tour ke bali dari sekolah ku.

“Bebas deh bu, ibu yang atur aja, ibu kan yang pengalaman” ucap kusambil mengampiri ibu yang sedang sibuk masak, lalu memberikan ciuman pipi.

“Dasar, yaudah gih sana mandi dulu” jawab nya.

Aku sebenarnya paling malas jika di suruh ikut study tour, aku tidak terlalu suka keramaian, apa lagi sampai tidur di kamar yang sama, karna aku paling tidak suka di ganggu saat aku tidur. Ini pertama kali nya aku mau ikut study tour sekolah semenjak SD, Mungkin sekarang aku sudah kehabisan alasan ku untuk tidak ikut, karna Ka fira dan Ibu sudah menghafal semua alasanku. aku memang tidak banyak memiliki kenangan dengan teman-teman ku, aku tidak suka menyimpan foto, aku tidak suka menyimpan suatu moment dalam bentuk apapun, karna aku sudah menyimpannya dalam memori ku.

Malam nya aku memutuskan untuk begadang dan menghambiskan waktu dengan berzikir dan bermain game, dan benar saja sampai pagi aku tidak tidur sama kali, dengan harapan aku bisa tidur dengan pulas di mobil.
Jam sudah menunjukan pukul jam 7 pagi, lalu aku segera mempersiapkan segala nya, setelah selesai aku turun ke bawah bersama Ka fira, terlihat Ibu ku sudah menunggu kami di Mobil, tanpa basa basi kami pun langsung menuju ke sekolah. Seampai nya di sana aku dan Ka fira menunggu guru absen. Satu hal yang membuat ku sangat amat malas ikut wisata tour seperti ini, para pria dan wanita berdan-dan habis-habisan berharap dapat bertemu jodoh mereka di perjalanan nanti. Tentu aku tidak menyalahkan mereka, namun aku hanya tidak suka dengan hal seperti itu, karna aku adalah tipe orang yang apa ada nya mungkin sudah di kategorikan agak parah, aku tidak pernah menyisir rambut jika tidak di paksa, dan tidak pernah menggunakan parfum apa lagi perawatan wajah.

Tak lama para guru pun datang untuk mengabsen kami, setelah absen kami langsung di suruh masuk ke Bis, untung nya untuk urutan bangku dapat sesuka hati memilih, dan tentu nya aku memilih duduk dengan kakak ku, aku sebenarnya bukanlah tipe orang yang suka manja, tapi jika di depan ka fira, itu lain ceritanya. Sekitar 30 menit kemudian, akhirnya bus kami pun jalan. Aku langsung mempersiapkan penutup mata untuk tidur.
“Lah ko tidur de, baru banget kita jalan” ucap ka fira.
“Ngantuk ka” jawab ku singat, karna aku memang sudah tidak tahan menahan kantuk setelah begadang semalaman.
Namunn… Aku tidak bisa tidur, teman-teman sekelas ku sungguh berisik, ada yang bernyanyi menggunakan gitar, ada pula yang berbicara dengan nada yang keras.”arghhhh” gumam ku pelan. Seperti nya prediksi ku salah, seharus nya aku tidak begadang semalam jika tau akan seperti ini, sekitar 2 jam kami di jalan, aku semakin tidak bisa menahan kantuk, lalu aku memutuskan meminjam Handphone ka fira untuk sekedar mendengarkan lagu, dengan harapan aku bisa tidur dengan nyaman. Setelah memakai Handsfree aku langsung memejamkan mata ku, lagu ber aliran jazz yang aku tidak mengerti lirik nya ini, dapat membuatku terlelap.
Namun ketika aku membuka mata.

“Dimana ini !” ucap ku kaget,

“Tunggu, aku seperti nya mengenali ruangan ini”. ruangan yang di hiasi dengan perbotan khas jawa yang menghiasi dinding dan sebuah kendi berada di depan ku.

” rafi ini nyai, apa kamu lupa sama rumah nyai” terdengar suara wanita di samping ku.

“Ahh.. Alhamdulilah tadi rafi kira lagi dimana, nyai ada apa ko tumben ngajak rafi kesini” tanya ku pada nya

“Begini rafi, kamu berhati-hati lah di sana” ucap nya dengan wajah yang serius

“Maksud nyai berhati-hati oleh apa?” tanya ku kebingungan.

“Kamu akan tau ketika kamu tiba di sana , kakek memberi ku perintah untuk memberitaukan mu hal ini” kembali ucap nya
(Kakek di sini ialah Rijalalu ghaib ku, yang mana sebenarnya nyai tidak memanggil beliau dengan nama Kakek melainkan dengan nama nya, karna saya tidak akan memberitaukan nama-nama beliau)

“Loh ko ga kakek sendiri yang ngasih tau nyai ?” kembali tanya ku

“Kakek seperti nya sudah duluan ke sana” ucap nya.

“Yasudah sekarang lebih baik nak rafi istirahat dulu, inti nya kalau rafi dan teman-teman tidak melakukan hal aneh di sana, insyallah mereka tidak akan mengganggu” kembali ucap nya.

Lalu pandangan ku begitu gelap, dan tak lama ketika aku kembali membuka mata, “kenapa masih gelap!” ucap ku kaget,

“Gimana gak gelap, orang ade masih make penutup mata” ucap ka fira sambil melepaskan penutup kepalaku

“Haha maaf-maaf” jawab ku sambil tertawa menahan malu.

Lalu aku melihat jam tanganku, dan ternyata waktu sudah menunjukan pukul 5 sore. “Lama juga aku tidur” gumam ku dalam hati.

 

EPISODE 17

Tidak terasa hari ini adalah hari jumat dimana hari ini ada skejul pengajian di Cabang dan Abi iwan pun telah berjanji bahwa beliau akan memberitahu ku kelanjutan dari amalan itu.
Sepulang sekolah aku pun langsung bermain game di laptop lalu chat dengan Hani melalui YM, karna kami sudah baikan dan Hani pun sudah menyutujui untuk menunggu kelanjutan hubungan kami setelah lulus sekolah. Aku senang dia dapat mengerti perasaan ku, dan tentu aku juga akan belajar menghargai perassan nya.

Lalu suara adzan mahgrib pun terdengar, aku bergegas mandi dan mengambil wudhu untuk melaksanakan shalat mahgrib. Setelah selesai shalat, aku pun bersiap-siap untuk pergi mengaji di cabang. Ketika di perjalanan menuju pengajian  dadaku berdebar – debar sungguh aku tidak sabar untuk segera mengetahui jawaban dari abi.
Sesampainya disana, aku dan murid lainnya langsung mengambil wudhu untuk melaksanakan shalat isya yang tentunya di pimpin oleh Abi Iwan.
Selesai  shalat kami pun langsung merapihkan sajadah yang kami pakai untuk shalat.
Pengajianpun di mulai dengan mebaca beberapa doa pembuka dan lanjutkan dengan sesi tanya jawab, salah satu senior ku bertanya :

Dendy : “maaf bi, saya mau tanya mengapa kuntilanak merah itu memiliki kanuragan yang sangat luar biasa.” tanya nya sambil mengacungkan jari

Abi : “Saya tidak tau persis mengapa atau dari mana mahkluk itu berasal, namun kuntilanak merah memang salah satu jin terkuat, jika kalian melihat ayam jago di tengah malam di tempat yang angker atau kuburan, saran saya agar langsung memutar balik atau mencari jalan memutar jangan sekali-kali kalian mengganggu, dan jika kalian melihat wanita dengan paras yang cantik di tempat yang sama, jangan sekali-kali kalian tegur. Bisa jadi itu jebakan yang di buat oleh nya, tapi tenang raja kuntilanak merah sudah di tangkap”

Dendy : ” di tangkap bi ? Oleh siapa?”

Abi : ” tentu oleh guru besar kita beliau sempat bertarung dengan Raja Kuntilanak Merah itu, kalau saya tidak salah ingat tempat nya itu berada di Cirebon ”

Dendy : “tapi untuk apa bi, abah melawan nya? Dan menangkap nya?” tanya dendy dengan wajah yang makin penasaran, dan tentunya murid lain di buat penasaran termasuk aku.

Abi : ” Waktu itu dia sudah menjadi biang masalah banyak nya terjadi kecelakaan bahkan membawa beberapa manusia untuk masuk ke alam nya, yang terjadi di sana, oh iya apa kalian tau, Bahwa cirebon adalah salah satu pusat gerbang Ghaib terbesar yang ada di Bumi.” jawab nya sambil merokok

Sebelum Senior ku Dendy ingin bertanya Abi pun langsung berdiri untuk mengambil air, yang mana itulah tanda bahwa pengajian akan selesai, sangat terlihat jelas wajah penasaran daei Dendy, namun seperti mengerti maksud abi dendy pun kembali terlihat tenang. Maksud abi ialah jangan lah jadi seseorang yang hanya bisa mengemis ilmu, namun kita harus menjadi seseorang yang berusaha mencari tau jawaban itu sendiri.

Setelah pengajin selesai, aku pun tidak pulang untuk mendengar jawaban abi, tapi kali ini bukan hanya aku yang menunggu tapi seluruh murid tidak di bolehkan untuk pulang terlebih dahulu. “Apa yang ingin abi katakan kepada kami” gumam ku dalam hati.
Tak lama abi pun kembali menyalakan Rokok Filter nya, seperti menandakan bahwa ia akan mulai berbicara.

Abi : “Rafi.. Saya akan memberitahu mu bagaimana caranya untuk dapat mengamalkan nya, untuk kali ini saya tidak akan memaksamu”, ucap nya pelan sambil terus menghisap rokok nya

Saya :” iya bi, memang apa bi syarat nya?” tanya ku penasaran

Abi :”Apa kamu tau apa itu tirakat rafi ?” kembali beliau bertanya

Saya :”Tau bi, tirakat itu seperti menahan nafsu, dari atau berpantang yang mana bertujuan untuk mengasah atau meperdalam ilmu”.

Abi :” bagus kalau kamu tau, baiklah langsung saja, kamu di haruskan tirakat selama 3 bulan nonstop tanpa makan minum dan tidur, bertempat di pusat pengajian kita di bogor, apa kau mampu?”

“3 bulan bi ?” Sontak aku sangat kaget mendengar syarat itu, bagaimana dengan sekolahku ? Tidak mungkin aku tidak sekolah, dan liburan semester juga tidak sampai 1 bulan, apa lagi ini 3 bulan. Dan tidak makan minum? Dan tidak tidur? Bagaimana caraku melewatinya, kepala ku tertunduk memikirkan itu.

Wondo : “Ga salah bi ? itu bukannya syarat untuk naik peringkat ke Dewan Guru ya?” ternyata tidak hanya aku yang kaget, bahkan teman – teman ku pun ikut kaget mendengar nya, baru kali ini seorang murid di berikan syarat untuk tirakat.

Abi : “Tidak, itu memang benar, dan ini juga berlaku kepada setiap murid yang mau mengamali amalan pedang zulfikar, saya sengaja tidak menyuruh yang lain selain rafi keluar, karna saya tidak ingin mengira bahwa rafi ini lebih spesial dari pada kalian semua, kita semua sama, namun kita di beri jalan yang hanya berbeda dengan jalan yang rafi miliki”. Ucapnya kepada seluruh murid dengan suara lantang.

 

Abi : “lalu rafi, aku tau kamu sekarang masih belum siap untuk ini, datanglah padaku kapan pun jika kau sudah siap, 2 tahun, 5 tahun bahkan 10 tahun? Datanglah padaku.”

Saya : “iya bi” dengan suara yang lemas aku menjawab pertanyaan Abi, aku bingung dan aku lelah, bagaimana aku harus menyikapi ini, satu-satu nya peluang aku dapat menyelesaikan itu ialah setelah aku lulus sekolah nanti, tapi apakah aku mampu menjalani nya dan itu masih sangat lama sekali, butuh waktu 2 tahun paling cepat untuk aku lulus sekolah.

Setelah pulang dari pengajian aku pun masih memikirkan hal tadi, apa yang sebaik nya akan kulakukan apa aku harus tetap menunggu, menunggu dan terus menunggu membuat ku sangat gelisah, tapi aku juga tidak mungkin melakukan itu semua sekarang, sekeras apapun aku memikirkan nya tetap saja aku harus menunggu miminal sampai aku lulus SMA.
Sesampai nya di rumah aku pun tetap memikirkan itu sampai tak terasa aku pun tertidur.

“Rafi” terdengar suara wanita seperti memanggil ku.
Ketika aku membuka mataku ternyata ia Khadam ku, kini aku memanggil beliau dengan nyai,( Sebenarnya saya sudah mengetahui nama khadam saya pada waktu itu, namun saya tidak akan mengatakan nya)

Nyai : “begitu panjang perjalananmu nak” ucapnya sambil mengelus-ngelus rambutku, dan itu sangat membuat ku nyaman
Saya : “iya nyai, aku sudah bingung apa yang harus ku perbuat sekarang, fikiran saya sudah buntu” jawab ku dengan kepala tertunduk

Nyai : “iya aku mengerti, mungkin saja Gusti Allah memang menginginkan mu untuk menunggu, kamu memiliki waktu 2 tahun rafi, pergunakanlah sebaik mungkin, jika kamu serius ingin mengamalkan nya, dan kamu mulai mempersiapkan mentalmu batin mu dan raga mu, 2 tahun itu bukanlah waktu yang lama nak.” ucap nya yang masih mengelus-ngelus kepalaku dengan lembut nya

“Benar perkataan Nyai, aku harus lebih sabar menjalani ini semua” gumamku dalam hati.

EPISODE 16

” Siapa A’ pengirimnya?” tanyaku penasaran.

“Nanti akan saya beritahu, lebih baik kita memanggil Pak Doni untuk masuk ke dalam rumah”

Lalu aku segera memanggil beliau yang sedang berjalan bolak-balik di depan rumah, tampak wajahnya yang begitu khawatir dengan keadaan istri nya, lalu aku membuka pintu dan memanggil beliau untuk masuk.
“Gimana raf istri saya?” tanya nya yang sudah tidak sabar.
“Masuk saja dulu ya pak, nanti di jelaskan oleh Guru ngaji saya” jawab ku.

Lalu beliau pun masuk dan langsung menuju ke ruang tengah, melihat istri nya yang sedang tergeletak lemas dan masih dalam kondisi pingsan beliau pun panik.
“Gimana pak istri saya? Kenapa dia pingsan?” tanya nya kepada A’a ibrahim

“Alhamdulilah, sekarang istri bapak sudah terlepas dari jeratan mahkluk itu, dan saya sudah memagari badan ibu Ningsih, insyallah beliau tidak akan kembali kerasukan atau mendapatkan kiriman lagi, jika beliau mendekatkan diri kepada sang pencipta” ucap Aa ibrahim, sekaligus menenangkan Pak doni yang sedang di landa ke khawatiran

“Alhamdulilah ya allah.., trus istri saya kapan sadar nya pak?” tanya pak Doni

“Insyallah besok pagi beliau sudah dapat beraktifitas seperti biasa” jawab nya

Lalu ibu Ningsih di bawa ke kamar untuk di pindahkan ke kasur, setelah Aa ibrahim dan aku merapihkan semua peralatan, kami langsung beristirahat di ruang tamu, tak lama Pak Doni pun menghampiri kami di ruang tamu.

Pak Doni : ” ini pak saya ada sedikit ucapan terimkasih, saya tau ini tidak banyak namun saya hanya bisa meberikan segini” ucap nya sambil memberikan kami amplop yang berisi uang.

Aa ibrahim : ” Gak usah pak, justru kami yang harus berterima kasih ke bapak sudah membiarkan kami menolong keluarga bapak” jawab beliau, dengan senyum di wajah nya

Pak Doni : “lah kok bapak yang berterima kasih? Harus nya kan saya yang berterima kasih karna sudah membantu keluarga kecil saya” tanya nya bingung

Aa Ibrahim : “iya dong pak, istri bapak sembuh, kami dapat pahala, kalau kami terima uang itu, pahala kami akan berkurang” ucap beliau sambil meminum teh yang telah di sediakan.

Pak Doni pun terdiam mendengar ucapan dari Beliau, dan hanya melontarkan senyum dengan kepala tertunduk, aku pun juga melakukan hal yang sama seperti Pak Doni, aku pun terdiam mendengar ucapan beliau. “Aku memang tidak salah memilih sosok pembimbingku” gumam ku dalam hati.

Pak Doni : “lalu siapa pak yang mengirimkan santet kepada istri saya? Saya bingung siapa orang itu, padahal seingat kami, kami tidak pernah melukai seseorang” ucap nya sekaligus memecahkan keheningan.

Aa Ibrahim : “Saya tidak akan memberitahu kan siapa pengirim itu kepada bapak, intinya saya akan memberikan sedikit pelajaran kepada si pengirim itu agar ia tidak melakukan nya lagi” jawab beliau

Dan pak doni mengiyakan perkataan Aa Ibrahim, walaupun terlihat jelas di wajah nya bahwa ia tidak puas dengan jawaban itu. Setelah berbincang-bincang lama sekitar 1 jam kami pun memutuskan untuk pamit kepada Pak Doni.
“Terimkasih ya nak rafi, kamu kalau nanti ada masalah di sekolah, jangan ragu bilang ke bapak ya nak” ucap nya kepadaku sambil mengelus-ngelus kepala ku.
“Oh iya pak, sama-sama, nanti kapan-kapan rafi main lagi ya kerumah bapak” sambil melambaikan tangan kepada beliau.

Lalu di perjalanan pulang aku pun menagih janji guruku yang akan memberitauku siapa pengirim itu.

Saya : maaf A, saya boleh tau siapa pengirim nya?

Aa Ibrahim : “kakak nya” jawab nya dengan singkat

Aku pun kaget mendengar itu, kenapa seorang kakak mau mengancurkan kehidupan adiknya, apa yang dia inginkan? apakah harta? Ataukah sakit hati ? aku tidak menanyakan hal tersebut kepada beliau, karna saya yakin beliau mungkin sekarang sedang berfikir persis sama seperti ku. Karna dapat mengetahui siapa pengirim santet itu. Bukan berarti kami mengetahui motif di balik pengiriman itu.
“Rafi.. Kamu saya antar ke rumah ya? Udah terlalu malam soal nya” ucapnya yang sekaligus memecah kan fikiran ku
” Ga usah A, rafi gpp kok pulang sendiri” jawab ku kepadanya karna aku tidak ingin membuat nya repot untuk mengantarkan ku pulang.
“Ahh gpp tenang aja, udah diem aja saya antarkan kamu pulang” kembali ucapnya seolah menegaskan bahwa ia ingin mengantarkan ku. Karna waktu memang sudah menunjukan pukul 12 malam.
Dan aku mengiyakan tawaran beliau, sekitar setengah jam lebih kami di perjalanan akhirnya kami sampai di depan rumah ku, lalu beliau langsung berpamitan untuk pulang dan tak lupa aku mencium tangan beliau sebelum ia pulang.
Lalu aku pun membunyikan bel agar seseorang membukakan pintu, tak lama ibu ku membukakan ku pintu.

Ibu : “Habis dari mana kamu nak, kok tumben pulang nya lama banget” ucap nya dengan wajah yang masih sangat mengantuk

Saya : “habis ngaji kok bu” jawab ku singkat, sambil mencium tangan ibuku.

Ibu ku tidak akan marah walaupun aku pulang larut malam, karna beliau mungkin percaya kepadaku, bahwa aku tidak akan macam-macam apa lagi berbuat yang aneh-aneh di luar sana.
Setelah itu aku langsung pergi ke kamar ku, dan mengecek Handphone ku yang sangat jarang aku bawa keluar kamar.

Ketika aku memeriksanya aku kaget melihat pemberitahuan di handphone ku sudah terdapat 16 sms dan 4 kali misscall, setelah aku membuka nya ternyata itu dari beberapa teman  kelasku, Anggi dan.. HANI !. Saat itu aku begitu senang melihat hani kembali menghubungiku. Setelah kejadian itu aku sama sekali tidak saling mengirim pesan. Aku lalu langsung memeriksa pesan dari hani, aku tidak memperdulikan pesan lain nya.
“Raf maafin aku ya, aku nyesel atas kejadian kemarin”
“Raf ?..”
“Ko ga di bales? Kamu pasti marah banget ya?”
“Angkat dong telfon aku, aku mau ngomong sebentar aja”
“Raf….”

Kira-kira seperti itu lah beberapa pesan yang aku terima dari Hani. Lalu aku membalas pesan nya dan meminta maaf karna baru bisa membalas pesannya, setelah itu aku pun mencoba tidur tapi senyum di mulutku tidak bisa ku tutupi, ya.. Aku sangat senang Hani ternyata mau menghubungiku lagi, sampai tak terasa aku terlelap tidur dengan senyum yang masih menempel di bibir ku.

“rafiii..  Bangun rafff….” terdengar suara wanita yang tidak asing di telingaku, ketika ku membuka mata benar saja, bahwa itu Ka Fira, tumben sekali beliau membangunkan ku.
“Udah jam berapa ini, enggak shalat subuh” sambil menggoyang-goyankan.
“Hmmmm.. Emang nya jam berapa ka? Sambil meregangkan tubuh
” udah jam 6″ jawab ka fira
Aku pun kaget, dan langsung terbangun “ahhh kaka ko ga bangunin ade” sahutku dengan nada sedikit sebal.
“Adek sendiri juga tumben kan bangun siang, kaka kira adek lagi zikir di kamar, eh pas kaka cek ternyata masih molor”. Jawab kakaku menimpali keluhanku.

Lalu dengan pasrah aku terpaksa harus melewatkan shalat subuh, mungkin ini pertama kalinya aku melewatkan shalat dalam kurun waktu 1 tahun. Mungkin karna kejadian semalam yang membuat aku begitu lelah, di tambah harus membalas pesan dari Hani dan beberap teman ku. Lalu tanpa basa basi aku meninggalkan ka fira di kamar ku untuk segera mandi.
“adeee anduk nya pake punya kaka aja sekalian, baju sekolah kamu biar kaka yang siapin” ucap ya dengan nada teriak.
Setelah mandi dan sarapan akhirnya aku langsung pergi ke sekolah bersama ka fira, walaupun agak telat

Sesampai nya di kelas, aku pun di hukum untuk berdiri di depan kelas sampai jam pertama berakhir, karna aku telat 10 menit masuk kelas. Teman-teman ku menahan tawa mereka melihat aku di hukum berdiri di depan kelas, terutama si irfan, dia sampai menutupi wajah nya dengan buku karna tidak dapat menahan tawanya, apakah aku kesal? Tentu saja tidak. Aku senang jika aku bisa membuat teman-teman ku tersenyum, ya walaupun aku menjadi korban nya di sini. Yang aku khawatirkan ialah ka fira, “apakah ia juga mengalami hukuman yang sama seperti ku?” gumamku pelan dalam hati.

EPISODE 15

“Hai rafi” sambil meberikanku sebotol Aqua dingin

“Anggi?” sahut ku kaget

Anggi : “maaf ya buat yang tadi” Ucapnya, sambil duduk di samping ku

Saya : “ah gpp kok, lah kok kamu belum pulang ?” tanya ku padanya, yang sedang duduk di samping ku

Anggi : “iya aku nungguin kamu buat minta maaf, aku tadi gak enak soalnya banyak temen aku” ucap nya sambil menundukan kepala

Saya : “santai aja kali nggi, aku juga minta maaf, buat kamu jadi bahan taruhan tadi” jawab ku.

Anggi : “iya aku tau kok, tadi emang aku juga rada sebel sih, tapi yaudahlah lupain aja” jawabnya sambil menatap ku.

Saya : “hmm bagus lah kalo begitu, yaudah aku duluan ya nggi, badan udah gerah banget nih, btw thanks ya minumnya” ucap ku sambil berdiri dan memakai jaket

Anggi : “ehhh tunggu raf, nih nomor aku, jangan lupa telfon ya” sambil menyodorkan sebuah kertas yang berisi nomor telfon

Saya : “wahh serius ? Haha yaudah thanks deh nggi, aku pulang dulu ya”

Anggi : ” eh tapi awas ya kalo di kasih tau ke temen kamu yang lain”

Saya : haha iya enggak

Lalu aku pun pulang bersama anggi, waktu itu si anggi sudah di fasilitasi sebuah sepeda motor dan ia bersedia mengantarkan ku pulang, namun aku menolaknya, ya karna mungkin tidak etis seorang pria di boncengi wanita. Aku pun sebenarnya sudah lama meminta sepeda motor kepada ibu, namun ibu ku tidak mengizinkan ku karna naik motor itu berbahaya dan aku belum cukup umur untuk mebuat SIM.
Sesampai nya di rumah akupun langsung duduk di meja belajarku dan membuka laptop, tapi aku merasa ada yang kurang saat aku memeriksa YM, “Hani” gumamku pelan, aku terbiasa untuk chat dengannya setelah pulang sekolah, namun setelah kejadian malam itu, dia sudah tidak menghubungi ku lagi, dan aku juga tidak menghubungi nya lagi.
Aku teringat akan janji ku kepada pak doni untuk mengunjungi rumah nya malam ini, lalu aku segera mengambil handphone ku untuk menelfon A’a Ibrahim, aku ingin meminta nya untuk membantuku karna aku belum pernah ada pengalaman dalam penyembuhan/pembersihan santet. Tak lama berbincang dengan beliau melalui telefon, ternyata beliaupun ingin ikut bersama ku untuk pergi kesana, mungkin karna aku belum berpengalaman dalam bidang ini dan sekaligus mengajariku bagaimana caranya.
Tak terasa sudah jam 7 dan aku melaksanakan shalat isya dan langsung pergi menuju rumah A’a Ibrahim, sesampainya di sana beliau sudah mempersiapkan segala hal yang mungkin di butuhkan nya nanti ke dalam tasnya. Lalu kami pun pergi kesana menaiki motor beliau, di perjalanan beliau mengatakan padaku agar membaca amalan untuk memagari diri, dan aku pun langsung menurutinya. Sekitar setengah jam perjalanan kami pun sampai di rumah Pak Doni, kami pun masuk dengan mengucapkan salam, Pak Doni pun menyuruh kami duduk di ruang tamu, dan mengambilkan kami sebuah teh hangat, tak lupa saya pun mengenalkan Pak Doni dengan A’a Ibrahim.

Pak Doni : “begini nak rafi dan pak ibrahim, istri saya awal nya tidak pernah punya riwayat sakit medis, namun sudah beberapa hari ini istri saya selalu muntah dan mengeluarkan Blatung bahkan kaki seribu” ucap nya dengan wajah yang khawatir.

A’a Ibrahim : begini pak Doni, saya harus melihat istri bapak dulu sebelum dapat menyimpulkan lebih jauh.

 

Lalu pak Doni pun membawa kami kekamar beliau untuk melihat kondisi istri nya, dan benar.. Kondisinya sangat memprihatin kan, wajah nya sangat pucat, badan nya kurus, matanya melotot seolah sedang menantang kami.
Lalu A’a ibrahim pun izin agar dapat memakai ruang tamu untuk mengadakan ritual di sana, setelah selesai persiapan, istri pak Doni pun aku bawa keluar kamar, dan Pak doni di suruh keluar oleh guruku dari rumah selama ritual pengusiran ini berlangsung, dan pak doni pun menurutinya.
Lalu situasi berubah jadi begitu hening, sampai-sampai aku dapat mendengar jelas suara jangkrik dan cicak.
Dan selang beberapa menit A’a ibrahim pun memegang kepala istri pak doni, kita sebut saja ningsih. ningsih pun meronta-ronta seperi ikan yang sedang berad di daratan. mata nya mengeluarkan darah dan mata nya tetap melotot seolah-olah bola mata nya ingin keluar. A’a ibrahim pun mengambil nafas dalam lalu seperti mencabut ubun-ubun Ningsih, Ningsih pun langsung pingsan, lalu aku bertanya. “Apa sudah selesai A’?”
“Belum rafi, Jin itu masih ada di sini” jawab nya sambil melihat-lihat sekitar.
Dan benar saja ketika aku melihat ke atas tepatnya dekat dengan pintu kamar mandi, Jin itu berada di sana, wujud nya seperti nenek tua yang sudah berumur lebih dari 90 tahun, bola matanya berwarna hitam pekat, rambut nya putih tak ter urus dan mengenakan kebaya yang sudah sangat kotor. Jin itu melihatku dengan tatapan tajam… “SIAPA KALIAN? KENAPA KALIAN MENGGANGGUKU” tanya jin itu dengan suara yang sangat mengerikan.
Apakah aku takut ? Tidak.. Aku tidak takut, aku sudah pernah melihat yang 10x lebih seram dari jin ini.
Lalu A’a ibrahim yang melihat ku masih tenang dalam situasi ini, beliau menyuruhku untuk menahan nya.
“Kenapa tidak kita bakar saja terus A’ sampai dia merintih kesakitan?” tanya ku kepada beliau.
” rafi.. Apa kau menikmatinya? Ingat rafi kita sedang melakukan pembersihan santet, bukan penyiksaan jin, jin itu hanya di suruh oleh tuan nya” ucap beliau dengan nada sedikit tinggi, seolah ingin membentakku dengan halus

“Satu lagi, singkirkan senyummu itu dari wajahmu, kau malah lebih terlihat seperti iblis dari pada jin itu”. ucap nya kembali dengan nada yang lebih tinggi.

” aku tersenyum?” gumamku pelan, kenapa aku tersenyum? Apa aku menikmati ini ? Ya.. Aku fikir aku sangat menikmati waktu dimana aku bisa menyiksa Jin yang sudah melukai/menyiksa manusia, aku sangat sangat.. Menikmatinya, sampai-sampai aku bisa tersenyum lepas.

Namun sesuai perintah beliau aku langsung membaca beberapa amalan enteng yang hanya sekedar untuk menahan nya agar dia tidak pergi.
“AAAAAAAAAAAAA”…. teriak jin itu yang begitu kesakitan.
” baru ku rapalkan amalan seperti ini kau sudah merintih kesakitan, dasar lemah !” ucap ku padanya sambil terus merapalkan amalan.
“rafi cukup, aku sudah tau siapa pengirim nya, biarkan dia pergi” ucap A’a Ibrahim sambil menghembuskan nafas panjang.

EPISODE 14

Hani : “kamu tau gak sih selama ini aku…” belum sempat ia menyelesaikan ucapannya, aku langsung membekap mulutnya dengan tangan kiriku.

Saya : ” aku suka sama kamu hani, bahkan sudah melebihi sahabat, aku udah sayang sama kamu” ucap ku yang memomotong omongannya.

Lalu dia terdiam dengan wajahnya yang memerah, dia tidak merespon ucapan ku sama skali, hanya menundukkan kepala

Saya :”ko diem ? Kamu ga suka sama aku ?” jawab ku sekaligus memecahkan keheningan di antara kami.

Hani : “bukan begitu raf, aku kaget aja, kenapa ga dari dulu kamu bilang, kenapa harus nunggu sampe aku begini” jawabnya yang masih menundukan kepala nya, seolah dia tidak berani menatapku.

Saya : “aku bakal bilang kok walaupun tanpa kamu begini, sebenarnya aku bakal bilang ini kalau nanti kita udah lulus SMA”.

Hani : ” itu kan masih lama banget raf, aku ga bisa nunggu selama itu, nanti gimana misalnya aku lebih dulu suka sama orang lain” jawabnya yang mulai berani kembali menatapku.

Saya : “Berarti kamu gak layak buat aku”, sahut ku dingin.

Lalu hani pun kembali menundukan kepala nya, air mata mulai keluar dari matanya. Tak lama dia berdiri dan meninggalkan ku tanpa berkata apapun.

” mungkin aku terlalu kejam ” gumamku pelan sambil menarik nafas dalam, tapi memang itu yang aku ingin kan, karna aku memang belum siap untuk melakukan nya sekarang.
Lalu aku melihatnya pergi memasuki mobil yang sudah di tunggu oleh pak Jaka, terlihat muka Pak jaka pun ikut kebingungan melihat Hani menangis, namun tak lama mereka pun pergi.
Aku sempat terdiam sejenak, memikirkan perkataan ku sebelumnya. Tapi aku tidak akan menyesali apapun yang telah keluar dari mulutku, walaupun aku sangat tidak tega melihatnya menangis, mungkin karna aku sudah muak melihat wanita menangis, ingin ku mengejarnya, tapi kaki ku seolah tidak mau bergerak. Aku kembali menarik nafas panjang dan berzikir pelan untuk menetralkan emosi ku, setelah perasaan ku lebih tenang aku memutuskan menelfon taksi untuk segera pulang.

3 hari setelah kejadian itu, Hani pun tidak lagi menghubungi ku, mungkin dia kini sudah membenciku. Aku kehilangan sosok yang biasa kujadikan teman curhat, ya benar aku sangat kehilangan sosok nya setelah kejadian itu. Aku memang belum siap pacaran, mental ku belum matang dan belum siap.

Hari ini adalah hari selasa, aku pergi kesekolah seperti biasa melakukan kegiatan belajar, sebenarnya aku sudah tidak sabar menunggu datang nya hari jumat, untuk mendapatkan jawaban dari abi tentang amalan itu.
Bell sekolahpun berbunyi menandakan waktu istirahat sudah tiba. Lalu aku memutuskan pergi bersama irfan dan yanto untuk pergi kekantin, akhir-akhir ini Ka fira tidak ikut istirahat bersamaku karna dia sedang di sibukan kegiatan OSIS, sebanarnya aku juga anggota OSIS namun aku tidak pernah datang rapat sekalipun, karna menurutku itu hanya membuang-buang waktu. Aku berjalan menuju kantin bersama Irfan dan yanto, di tengah perjalan kami irfan mengagetkanku.

Irfan : “liat tuh bidadari sekolah”. Sambil menunjuk-nunjuk ke arah seorang wanita yang menurutku memang cantik.

Saya : ” wihhhhh mantapp” sahut ku menimpalinya.

Yanto : ” ah beraninya cuma ngeliatin doang, cobain dong kenalan ” sahutnya dengan nada tengil

Irfan : dia nantangin.. Ayo gimana kalo kita taruhan, yang bisa dapetin nomor nya dia, berarti dia yang menang.

Yanto : “lah ayoo siapa takut, yang kalah lari keliling lapangan 5x dengan bertelanjang dada gimana? Kamu juga harus ikut raf” ucap nya sambil merangkul ku.

Saya : “hahaha ayo” aku mengiyakan ajakan mereka untuk taruhan.

Kami mengikuti wanita itu bersama dengan 2 teman wanitanya yang ternyata juga sedang menuju kantin, sesampai nya di kantin kami pun mencari tempat duduk yang agak jauh dari tempat duduk wanita itu.

Irfan : “ayo nih siapa duluan” tanya nya kepada kami

Saya : “ya kamu lah fan, kan kamu yang ngajakin taruhan”

irfan mengiyakan hasutanku, lalu ia berdiri dan merapihkan rambutnya dengan tangannya. Dia berjalan perlahan menuju wanita itu sambil mengumpulkan keberanian nya. Sayang nya aku tidak dapat mendengar perbincangan mereka karna jarak kami duduk cukup jauh. Lalu tak lama irfanpun kembali dengan wajah yang lesu, ia kembali duduk dan menceritakannya kepada kami, dan ternyata ia gagal .

Irfan : “masa dia bilang (maaf ya kita kan baru kenal fan, jadi aku belum bisa ngasih nomer telfon aku)”

Aku dan Yanto pun tertawa terbahak-bahak melihat muka irfan yang agak jengkel. Selanjutnya adalah giliran yanto, dengan PD nya dia berdiri merapihkan baju dan juga rambutnya dan segera menuju ke tempat wanita dan temannya itu duduk, setelah sekian lama berbincang dengan wanita itu, Yanto pun kembali dengan wajah jengkel. Sesuai dengan tebakan aku dan irfan, yanto pun juga gagal. Akhirnya tibalah giliranku, dengan dada yang berdebar-debar aku pun berjalan ke arah nya, karna baru kali ini aku meminta berkenalan dengan seorang wanita. Dan sesampai nya disana ;

Saya : hai, boleh kenal ?

….. : “boleh-boleh aja” jawabnya singkat.

Saya : “kenalin, nama aku rafi, dan nama kamu?” sambil menyodorkan tangan kepadanya sekedar ingin bersalaman dengan nya.

Anggi :”nama aku anggi, eh tunggu kalian lagi ngerjain aku ya? Udah 3 orang termasuk kamu yang ngajakin aku kenalan” sambil menatapku curiga.

“Mampus” gumamku dalam hati

Saya : “A…ahhh engga kok, cuma mau kenalan aja” dadaku kian berdebar-debar karna mungkin dia sudah mengetahui kejahilan kami.

Anggi :”maaf ya rafi, kalo kamu kesini cuma mau minta no.telfon aku, aku ga bisa ngasih” sambil membuang tatapan nya.

Saya : “O..ohhh e…engga kok, cuma mau kenalan aja, yaudah gitu aja, makasih ya” jawab ku yang agak terbata, sambil meninggalkannya, karna mungkin aku tidak terbiasa berbohong, mungkin ini yang di bilang banyak orang, “nembak aja belom udah di tolak” kira-kira seperti itu.

Lalu akun pun kembali ke tempat kami berkumpul, dan seperti yang kuduga merekapun menertawaiku dengan senang nya, dan kami sepakat bahwa kami ber 3 kalah, dan akan berlari keliling lapangan dengan bertelanjang dada sepulang sekolah nanti. Namun sedang asyik-asyik nya kami berbincang, seorang guru mengampiri kami, yang ternyata itu adalah pak Doni, pak doni pun meminta maaf kepada irfan dan yanto karna menyuruh mereka pergi karna beliau ingin berbicara serius dengan ku, lalu irfan dan yanto pun pergi dengan wajah kebingungan.

Pak Doni : “nak rafi aku ingin meminta tolong padamu boleh” tanya nya dengan wajah yang agak panik

Saya : tentu pak, selama saya bisa, pasti akan saya tolong

Pak Doni : “begini raf, istri saya sepertinya mendapatkan kiriman dari seseorang, dia sudah 2 kali muntah dan mengeluarkan belatung bahkan ysng terakhir dia memuntahkan kaki seribu dari mulutnya, bapak sudah bingung harus meminta tolong kepada siapa lagi, lalu bapak teringat kepadamu”.

Saya : “santet” gumamku dalam hati, sebelumnya aku belum pernah menangani seseorang yang sedang terkena santet. Tapi aku tidak tega bila harus menolak nya, karna aku melihat wajah beliau begitu panik, seperti seseorang yang sudah tidak tau harus berbuat apa.
Lalu aku mengiyakan permintaan beliau untuk menolong nya, wajah beliau pun begitu senang, dan aku berjanji nanti malam akan datang kerumah nya untuk melihat kondisi istrinya, dan beliau pun memberikan Alamat dan no.telfon beliau kepadaku, dan tak lama beliaupun izin meninggalkan ku untuk melanjutkan pekerjaan nya.
“Apa yang harus aku lakukan?” gumam ku dalam hati, aku bekum pernah menangani kasus santet, aku tersbesit untuk meminta tolong kepada A’a ibrahim, “baiklah sepulang sekolah nanti aku akan menelfon nya” gumamku pelan.
Jam pulang sekolahpun tiba, Aku, Irfan dan Yanto pun memutuskan menunggu semua murid pulang sebelum kami berlari, ya karna kami akan malu bila terlihat oleh murid lain di sekolah kami. Sekitar 1 jam setengah berlalu, murid-murid sudah tidak terlihat lagi ada yang berlalu lalang, dan Ka Dina pun sudah kusuruh untuk pulang duluan.
Setelah kondisi sekiranya sudah kondusif kami pun langsung menuju lapangan untuk berlari mengelilingi lapangan 5x dengan bertelanjang dada, sambil berlari kami pun berbincang dan bercanda betapa bodoh nya kami mau melakukan ini, sebenarnya kamipun tidak perduli tidak mendapatkan no.telfon Anggi, karna kami melakukan ini untuk menghilangkan beban fikiran dan meluapkan kegilaan kami.
Setelah selesai kamipun beristirahat sejenak, dan tak lama irfan dan yanto izin untuk pulang duluan karna mungkin mereka ingin buru-buru mandi, namun aku memutuskan untuk meluruskan kaki sejenak. Lalu aku melihat sosok perempuan menhampiriku ;

“Hai rafi” sambil meberikanku sebotol Aqua dingin